Search

Saturday, April 13, 2013

Presiden, Akun Twitter, dan Intoleransi di Negeri ini

Bisa dibilang semalem adalah malam minggu paling luar biasa bagi sebagian masyarakat Indonesia. Ya, sebagian masyarakat terutama yang gemar nyemplung di situs buatan Jack Dorsey : Twitter.
Yups, di malam minggu tanggal 13 April 2013 itu Bapak Presiden yang kita cintai. Bapak Susilo Bambang Yudhoyono atau yang lebih dikenal dengan nama SBY meluncurkan akun Twitter-nya (@SBYudhoyono). 
Sebagai seorang presiden yang hadir di tengah kemajuan teknologi komunikasi, rasanya tidak ada yang salah dengan apa yang dilakukan oleh bapak presiden, terlebih dalam satu tweetnya beliau berkata bahwa kehadirannya di 'dunia' twitter untuk mempererat kedekatan antara beliau sebagai seorang presiden dengan rakyatnya.

Halo Indonesia. Saya bergabung ke dunia twitter untuk ikut berbagi sapa, pandangan dan inspirasi. Salam kenal. *SBY* (@SBYudhoyono)

 Sebuah langkah yang patut diberi standing applause dan juga apresiasi yang tinggi. Sambutan dari para tweeps dengan kehadiran akun twitter pak Presiden pun beragam, dan kebanyakan cukup positif. Ini juga terbukti dengan antusiasme masayarakat Indonesia untuk mem-follow akun tersebut. Terbukti sampai saat post ini ditulis (Minggu, 14 April 2013 pukul 07.36 WIB) sudah 402,474 followers yang mengikuti akun Presiden Republik Indonesia yang ke-6 ini. Sebuah respon yang luar biasa bagi seseorang yang baru terjun di dunia sosial media, khususnya Twitter walau tidak menampik ini karena faktor keteneran beliau sebagai seorang pemimpin negara.
Namun di sisi lain, fenomena akun twitter Bapak presiden ini dikhawatirkan akan membiaskan isu penting yang tengah terjadi di negeri ini. Masyarakat seolah digiring untuk larut dalam euforia  hadirnya akun twitter Presiden mereka, hingga akhirnya lupa pada apa yang terjadi di tengah masyarakat seminggu terakhir ini. Berita tentang harga BBM, Sulitnya siswa mengikuti UN karena keterbatasan sarana, dan yang paling disorot adlah berita tentang intoleransi yang selalu menjadi sorotan di mata nasional dan internasional, apalagi kalau bukan tentang Jemaat Ahmadiyah.
Seperti yang diberitakan bahwa pada hari Jum'at (5/4/2013) telah terjadi penyegelan Masjid Al-Misbah di Jatibening, Bekasi.  (Sila klik link berikut ini: Bekasi Mayor Shuts Down Ahmadiyah Mosque
Mesjid yang pada hakikatnya adalah tempat beribadah bagi setiap kaum muslim disegel dengan paksa, ditutup dengan seng, tanpa dasar hukum yang jelas, pada malam hari pula dan hanya ditonton oleh para polisi. Pembiaran ? Jelas!
Dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah:114  sendiri Allah SWT berfirman:

Dan siapakah yang lebih zalim ketimbang orang yang menghalangi (manusia) dari mesjid-mesjid Allah untuk disebut nama-Nya di situ, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya, kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Bagi mereka, di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang besar(Al-Baqarah:114).

And who is more unjust than he who prevents (men) from the masjids of Allah, that His name should be remembered in them, and strives to ruin them? (As for) these, it was not proper for them that they should have entered them except in fear; they shall meet with disgrace in this world, and they shall have great chastisement in the hereafter(Al-Baqarah:114).

Pada dasarnya meyakini sebuah keyakinan merupakan hak asasi setiap manusia yang dimana tidak boleh ada intervensi dari pihak manapun, termasuk dari pemerintah sendiri. Setiap hati meyakini apa yang diyakini secara tulus yang sesuai dengan logika berpikir. 
Berdasar pada tujuan Bapak Presiden yang ingin menjadikan akun Twitter-nya sebagai jembatan penghubung aspirasi antara rakyat dan Presiden-nya melalui sosial media. Maka, lewat blog ini yang juga merupakan bagian dari sosial media saya sebagai warga negara ingin menyalurkan unek-unek saya tentang salah satu bentuk intoleransi di negeri tercinta ini yang semakin hari semakin menghawatirkan dan semakin mencoreng citra Indonesia di mata dunia. 
Saya yakin anda masih memiliki hati nurani dan mampu melihat bagaimana dan apa yang terjadi dengan kaum minoritas di negeri yang Bapak pimpin ini.

No comments:

Post a Comment