Search

Friday, December 28, 2012

#TourGEGARASKRIPSI

                                                [Bukan mau ngutil buku. Sumpah deh !]


Setelah menanti selama tiga bulan, akhirnya buku sekaligus anak tersayang gue [yang nggak ketahuan dimana ibunya] lahir juga ke toko buku seluruh Indonesia. *gelar sajadah*
Agak nggak sengaja juga kejadian gimana gue bisa ketemu sama buku gue itu. Berawal dari tanggal 26 Desember kemaren, gue jalan-jalan ke Gramedia Botani Square Bogor, maksudnya sih sekalian refreshing buat nyejukin otak dan jari gue yang keriting gara-gara UAS, agenda lainnya: Cuci mata ngeliatin cewek-cewek Bogor yang beningnya Aje gileeee!
Setelah dirasa cukup puas cuci matanya, gue pun balik. Nah, pas balik ini gue ngeliat sesuatu yang gimana yah gue ngungkapinnya ? Yah pokoknya sulit dilukiskan dengan kata-kata deh. Gue ngeliat tumpukan Buku berjudul #gegara SKRIPSI . Gue kemudian ngeliat nama penulisnya lalu buka dompet, ngecek KTP dan nama yang dibuku dan di KTP sama! (Oke, pemborosan kalimat). Sama-sama Talhah Lukman Ahmad. Bedanya di KTP nggak nyantumin akun twitternya.
Gue kemudian menghampiri salah seorang mas-mas pegawai Gramedia dan nanya, 'Mas, itu buku yang dilantai boleh dibeli gak yah ?'
'Yang mana ?' tanya si mas tadi.
'Itu mas yang judulnya #gegara SKRIPSI,' tunjuk gue ke tumpukan buku.
'Oh itu,' katanya dengan nada sopan. 'Bisa, kok mas. Cuma belum di-display aja'
Gue pun kemudian mengambil satu buku, dan membawanya ke kasir dan dengan hati berbunga-bunga gue beli sendiri itu buku,' *sodorin uang tigapuluh rebu*
Di rumah gue tunjukin buku itu ke orang tua gue, terutama bokap yang lagi sakit stroke. Berharap, setelah liat buku karya anaknya itu hatinya bisa ikut seneng dan kesehatannya pun membaik. Amieeennnn...

Makin penasaran, besoknya [masih pulang UAS], gue kembali ke toko buku yang sama. Yah, semacam ngecek-ngecek gitu deh. Dan you know what ? Buku gue udah di-display dan nggak masuk angin lagi gara-gara digelar dilantai
                                         [dipinngir banget, kayak lagi ditepi jurang]

Kebeneran waktu itu ada mas-mas pegawai lagi yang nggak tau lagi ngapain pokoknya berdiri aja disamping tumpukan buku #gegara SKRIPSI. Kembali, gue tanya dia. Kali bukan nanya tentang display-mendisplay bukunya tapi lebih ke jumlah buku yang di-stock. Udah kayak mandor aja yah gue ?
Setelah nanya ini itu. Si mas pun balik nanya ke gue, 'Emangnya kenapa mas sama buku ini?'
Dengan malu-malu tapi mau, gue bilang, 'Mmmm, saya yang nulis, Mas,'
Dan dengan senyuman ramahnya dia bilang, 'Ohh, mas yang nulis,'
Lanjut, berbekal kamera digital hasil pinjeman, gue pun kemudian foto-foto buku gue yang didisplay di rak. 
                                       [desek-desekan kayak di angkot 03 Branangsiang-Bubulak]

                                         [Sebelah-sebelahan sama sama bukunya Idola gue: Bang Raditya Dika]


Beres dari Gramed Botani, gue pun langsung meluncur menuju Gramed Pajajaran tapi nggak lama karena gue harus langsung balik karena perut udah lapar level Kelurahan. Balik ke rumah gue langsung makan, mandi, dan ngeguyur badan gue pake parfum lima galon. Entah biar apa. Gue kemudian melanjutkan perjalanan gue selanjutnya ke Gramedia Ekalokasari atau orang Bogor biasa nyebutnya Elos. Pas disana gue langsung pura-pura kayak mau beli. Gue tanya salah seorang mbak pegawai. Pertanyaan yang sama yang gue lontarkan ke semua pegawai gramedia yang gue temui. Dan kembali, gue ditanya gini, '
Emang kenapa mas nanya-nanya buku ini ?' tanya dia sambil ngacungin buku gue. 
Kali ini gue sok cool dan diem aja. Eh, tapi malah si mbak yang satu lagi yang nanya gini, 'Mas yang nulisnya yah ?'
[Masih] dengan tampang sok cool, gue ngangguk-ngangguk aja. Suasana sempet *krik-krik* sebentar, sampai akhirnya terlintas dipikiran gue buat melakukan sesuatu yang sensasional. 
'Mbak, mmmmm... saya boleh minta tolong nggak ?' tanya gue.
'Minta tolong apa mas ?'
'Mbak foto sama buku saya yah ?'
Si mbak kaget. 
Gue kejang-kejang.
'Buat apa mas ?' tanya si mbak lanjut.
'Yah, buat promosi kecil-kecilan lah mbak,'
Padahal dalem hati : 'buat jadi koleksi saya mbak. Siapa tau foto mbak bisa dipajang di surat nikah,'
Setelah sempet alot sesaat, akhirnya dua mbak manis dan cantik itu pun bersedia difoto sambil megang   #gegara SKRIPSI


                                   [Lupa siapa namanya, yang pasti mereka berdua cantik badai!]

 Dan yah itulah tadi perjalanan gue selama dua hari dua malam berturut-turut pindah-pindah angkot buat nyambangin semua Gramedia di Kota Bogor. Dengan satu tujuan nengok anak kesayangan gue : #gegara SKRIPSI
Perjalanan lumayan capek tapi menyenangkan. Perjalanan yang gue kasih judul #TourGEGARASKRIPSI





Thursday, June 21, 2012

Hidup (bisa) Dimengerti Endingnya

Hidup emang kadang susah dimengerti dan dipahami. 
Gue nggak pernah nyoba nyari masalah ataupun nyari ribut dengan orang-orang terdekat gue. Tapi, entah kenapa mereka seakan-akan mendeskriditkan gue, hingga sepertinya gue telah buat masalah dengan mereka.
Kenyataannya ?
Ngomong sedikitpun juga nggak.
Ini lah yang gue bingung. Tapi kembali lagi, hidup ini emang susah dimengerti.
Yang mengerti hidup ini hanyalah Sang Pencipta Hidup itu sendiri.
Yups.. Tuhan.
Hanya Tuhan yang tahu hidup seluruh umat manusia. Termasuk hidup gue.
Semua yang gue jalanin ini emang terasa buruk banget. Entah kenapa,
Karena tadi hidup ini emang susah buat dimengerti.
Yang gue ngerti Tuhan sudah mengariskan hidup yang (gue rasa) nggak banget ini dengan ending terbaik buat gue sendiri. 
Sekarang biarkan aja gue dihina, dicacimaki, direndahkan, dianggap sebagai trouble maker (walau gue ngerasa nggak pernah ngebuat trouble di hidup mereka). Kelak, gue tahu diakhirnya gue akan mendapatkan apa yang gue inginkan, dari apa yang sudah gue kerjakan selama ini.
Dengan satu hasil: Membungkam mulut-mulut mereka...

Wednesday, June 20, 2012

Sejarah Singkat Jurnalistik

Jurnalistik adalah dunia yang sudah saya geluti sejak tiga tahun terakhir ini. Dimulai dari diangkatnya saya sebagai seorang layouter dalam sebuah buletin sebelum akhirnya diangakat menjadi pemimpin redaksi sejak November 2011.
Namun apakah itu Jurnalistik dan bagaimana sejarahnya berikut saya akan coba jabarkan...


Pengertian atau definisi jurnalistik sangat banyak. Secara etimologi, jurnalistik berasal dari dua suku kata, yakni jurnal dan istik.

Jurnal berasal dari bahasa Perancis, jounal, yang berarti catatan harian. Dalam bahasa Latin, juga ada kata yang hampir sama bunyi dan upacannya dengan journal yakni diurna, yang mengandung arti hari ini.

Pada zaman Kerajaan Romawi Kuno saat Julius Caesar berkuasa, dikenal istilah acta diurna yang mengandung makna rangkaian akta (gerakan, kegiatan, dan kejadian).

Kata istik merujuk pada istilah estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan. Keindahan dimaksud adalah mewujudkan berbagai produk seni dan atau keterampilan dengan menggunakan bahan-bahan yang diperlukan, seperti kayu, batu, kertas, cat, atau suara. Dalam hal ini meliputi semua macam bangunan, kesusastraan, dan musik.


Dengan demikian, secara etimologis, jurnalistik dapat diartikan sebagai suatu karya seni dalam hal membuat catatan tentang peristiwa sehari-hari. Karya seni dimaksud memiliki nilai keindahan yang dapat menarik perhatian khalayaknya (pembaca, pendengar, pemirsa), sehingga dapat dinikmati dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya.

Di dalam istilah jurnalistik juga terkandung makna sebagai suatu seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi dalam bentuk berita secara indah agar dapat diminati dan dinikmati, sehingga bermanfaat bagi segala kebutuhan pergaulan hidup khalayak.

Secara lebih luas, pengertian atau definisi jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku khalayak sesuaia dengan kehendak para jurnalisnya. (Kustadi Suhandang, 2004 : 21)
Masih banyak definisi atau pengertian jurnalistik, antara lain kejadian pencatatan dan atau pelaporan, serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari (Astrid S. Susanto, 1986, Komunikasi Massa, Hal. 73).

Onong Uchjana Effendy (1981: 102) menyatakan bahwa jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebarluasannya kepada masyarakat.

A.W. Widjaja (1986: 27) menyebutkan bahwa jurnalistik merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita ataupun ulasannya mengenai berbagai peristiwa atau kejadian sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu secepat-cepatnya.

Ensiklopedi Indonesia secara rinci menerangkan bahwa jurnalistik adalah bidangprofesi yang mengusahakan penyajian informasi tengang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari secara berkala, dengan menggunakan sarana-sarana penerbitan yang ada.

Secara harfiah, jurnalistik artinya kewartawanan atau hal-ikhwal pemberitaan. Menurut kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis di surat kabar, majalah, dan media massa lainnya.



SEJARAH JURNALISTIK

Ada yang berpendapat bahwa Nabi Nuh, adalah orang pertama yang melakukan pencarian dan penyampaian berita.

Dikisahkan bahwa pada waktu itu sebelum Allah SWT menurunkan banjir besar, maka diutuslah malaikat menemui dan mengajarkan cara membuat kapal laut sampai selesai kepada Nabi Nuh.

Kapal tersebut dibuat di atas bukit dan bertujuan mengevakuasi Nabi Nuh bersama sanak keluarganya dan seluruh pengikutnya yang saleh dan segala macam hewan masing-masing satu pasang.

Setelah semua itu dilakukan, maka turunlah hujan selama berhari-hari yang disertai angin kencang dan kemudian terjadilah banjir besar. Dunia pun dengan cepat menjadi lautan yang sangat besar dan luas.

Nabi Nuh bersama orang-orang yang beriman lainnya dan hewan-hewan di dalam kapal laut, berlayar dengan selamat di atas gelombang lautan banjir yang sangat dahsyat.
Setelah berbulan-bulan lamanya, Nabi Nuh beserta orang-orang beriman lainnya mulai khawatir dan gelisah, karena persediaan makanan mulai berkurang.

Masing-masing penumpang pun mulai bertanya-tanya, apakah banjir besar itu memang tidak berubah atau bagaimana? Mereka pun berupaya mencari dan meminta kepastian.
Atas permintaan dan desakan tersebut, Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk meneliti keadaan air dan kemungkinan adanya makanan.

Setelah beberapa lama burung itu terbang mengamati keadaan air, dan kian kemari mencari makanan, ternyata upayanya sia-sia belaka. Burung dara itu hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun (olijf) yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun di patuknya dan dibawanya pulang ke kapal.

Atas datangnya kembali burung itu dengan membawa ranting zaitun, Nabi Nuh mengambil kesimpulan bahwa air bah sudah mulai surut, namun seluruh permukaan bumi masih tertutup air, sehingga burung dara itu pun tidak menemukan tempat untuk istirahat.
Maka kabar dan berita itu pun disampaikan Nabi Nuh kepada seluruh anggota penumpangnya.

Atas dasar fakta tersebut, para ahli sejarah menamakan Nabi Nuh sebagai seorang pencari berita dan penyiar kabar (wartawan) yang pertama kali di dunia.

Malah ada yang menyimpulkan bahwa Kantor Berita pertama di dunia adalah Kapal Nabi Nuh.

Dalam sejarah Kerajaan Romawi disebutkan bahwa Raja Imam Agung menyuruh orang membuat catatan tentang segala kejadian penting. Catatan itu dibuat pada annals (papan tulis yang digantungkan di serambi rumah raja). Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya.

Pengumuman sejenis itu dilanjutkan oleh Julius Caesar pada zaman kejayaannya.
Julius Caesar mengumumkan hasil persidangan senat, berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya, dengan jalan menuliskannya pada papan pengumuman berupa papan tulis pada masa itu (60 SM).

Papan tulis itu dikenal dengan nama acta diurna dan diletakkan di Forum Romanum (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum. Terhadap isi acta diurna tersebut setiap orang boleh membacanya, bahkan juga boleh mengutipnya untuk kemudian disebarluaskan dan dikabarkan ke tempat lain.

Acta diurna itulah yang disebut-sebut sebagai cikal bakal lahirnya surat kabar harian.

Seiring kemajuan teknologi informasi, maka yang bermula dari laporan harian maka tercetaklah menjadi surat kabar harian.

Dari media cetak berkembang ke media elektronik, dari kemajuan elektronik terciptalah media informasi berupa radio.

Tidak cukup dengan radio yang hanya berupa suara muncul pula terobosan baru berupa media audio visual yaitu TV (televisi).

Media informasi tidak puas hanya dengan televisi, maka lahirlah internet, sebagai jaringan yang bebas dan tidak terbatas.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini telah lahir banyak media (multimedia). Seorang yang membuka internet, bisa sekaligus mendengar berita radio, atau mendengarkan musik, atau menonton siaran televisi.

Friday, March 2, 2012

(Contoh) Surat Pengajuan Beasiswa

Perihal : Pengajuan Beasiswa
Kepada : Yth. Direktur Akademi Telekomunikasi Bogor
Di tempat


Assalamualikum Wr. Wb.
Sehubungan dengan surat pengumuman beasiswa tertanggal 23 Februari 2012 di akademik, maka saya :
Nama : Talhah Lukman Ahmad
Npm :1111111
Jurusan : Komunikasi
Angkatan : 2011/2012

Mengajukan permohonan untuk mendapatkan beasiswa tersebut guna membantu meringankan kebutuhan kuliah. Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan persyaratan beasiswa sesuai yang dipersyaratkan. Besar harapan saya, Bapak/Ibu berkenan mengabulkan permohonan beasiswa ini.
Demikian permohonan beasiswa dari saya, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.


Wassalam


Talhah Lukman Ahmad




Semoga Bermanfaat bagi anda semua..