Search

Tuesday, September 17, 2013

Balada Dosen Luar

Dosen Luar ? 
Dulu waktu awal-awal gue kuliah, pas denger kata Dosen Luar, pikiran gue langsung muter nyari jawaban apa sih yang dimaksud dosen luar ? Apakah jenis dosen yang selalu kelayaban pas jam ngajar atau jenis dosen yang selalu diusir-usir mulu sama mahasiswanya keluar kelas? Setelah gue betapa di ujung tiang penangkal petir yang ada di atap kampus, akhirnya gue tahu apa yang dimaksud dengan Dosen Luar.
Jadi yang dimaksud Dosen Luar itu adalah dosen yang gak tetap, atau simpelnya dosen yang gak selalu ada di kampus. Alasannya banyak, bisa karena ngajar di kampus lain, kerja full time, atau bisa juga dia emang wirausaha.
Sebagai mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta, gue tentunya nemuin banyak dosen luar yang sifat, kelakuan, dan mukanya yang bermacam-macam. Ada dosen gue yang mukanya mirip bintang film action mandarin dan ada dosen luar gue yang mukanya mirip Zaskia Adya Mecca.
Dosen luar kadang ada enaknya. Karena kebanyakan ngajar cuma karena hobi, maka kadang-kadang ngajarnya pun sedikit 'asal-asalan'. Ada dosen gue yang kalau ngajar dijadwalin jam setengah sembilan, eh baru datang datang jam sembilan dan kadang cuma ngajar setengah jam. Hebat kan ? 
Ada juga yang kalau ngajar kerjaannya cuma ngasih tugas kelompok. Bilangnya minggu depan kumpulin tapi pas minggu depannya nggak masuk sampai empat minggu lebih. Pas masuk lagi, ya wasalam itu tugas. Dianya juga udah pasti nggak inget.
Tapi dosen luar berubah jadi momok menakutkan begitu udah semester akhir, apalagi kalau dosen luar itu jadi dosen pembimbing. Entah berapa ribu kali curhatan seperti "Duh, Pak Anu lagi keluar kota. Bab satu gue gimana nih ?" atau "Yah, mau seminar tapi belum minta tanda tangan Bu Itu. Sibuk mulu sih,". Dan dari sekian juta mahasiswa di negeri ini, gue adalah salah satu yang terkena dampak dari dosen luar yang super sibuk dan amat sangat susah ditemui.
Dosen pembimbing satu gue adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Selain jadi PNS, beliau juga ngajar di salah satu kampus dan juga bimbel. Udah gitu dia juga seorang ibu rumah tangga. Kebayang kali gimana sibuknya ibu dosen [yang menurut gue] cantik itu ?
Awalnya sih dia selalu ngingetin tentang bimbingan, bahkan pernah waktu itu jam sembilan malem, dia sms gini,

"Mau bimbingan kapan nih ? Ibu tunggu yah.."

Gue kaget. Kok dia sampai seperhatian itu sama gue ? Apa jangan-jangan ibu dosen pembimbing gue ada rasa sama gue ? Gue tepis semua itu, karena gue anggap itu cuma bentuk perhatian biasa dari dosen aja, apalagi kan dia juga udah berkeluarga. 
Minggu pertama, gue bimbingan lancar-lancar aja walau gue harus bimbingan di kampus lain, karena dia ngajar. Tapi semua berubah dalam sekejap. Nggak tahu kenapa, dia yang dulunya suka nanyain kapan bimbingan, tiba-tiba ketika gue yang mulai inisiatif duluan buat ngatur jadwal bimbingan, selalu aja dia sibuk. Bahkan kalau pun gue sms selalu singkat-singkat. Tapi untungnya gue bisa seminar dan sidang dengan lancar walau dengan konsekuensi gue harus ngejar-ngejar itu dosen, bahkan sampai ke mall ketika dia lagi jalan sama suaminya. Sekali lagi, sama suaminya!
Kadang suka lelah sih kalau udah bermasalah dengan jadwal dosen luar yang super sibuk. Gue tahu, disatu sisi mereka (baca; para dosen luar) risih karena kita selalu sms buat bimbingan atau sekedar minta tanda tangan. Gimana pun juga untuk beberapa bulan mereka kedatangan orang yang mungkin nggak pernah mereka duga dan secara sengaja masuk ke kehidupan mereka tanpa permisi, dan orang-orang itu adalah kami: Para mahasiswa akhir yang sedang berkutat dengan skripsi ataupun tugas akhir
Tapi gue yakin sebete dan sekesal apapun para dosen luar khususnya yang jadi dosen pembimbing, mereka juga pasti pernah ngerasain gimana lelahnya ngejar-ngejar dosen pembimbing buat minta tanda tangan di lembar persetujuan, bimbingan, dan ngatur jadwal sidang dan mereka tentu secara otomatis punya rasa simpati buat kita para mahasiswa akhir. Dengan catatan kitanya juga harus nunjukin kesungguhan dan semangat kita. Kalau masih males-malesan mah jangan harap dosen luar yang jadi dosen pembimbing mau bantuin kita. MUSTAHIL!!
Well, pada akhirnya pilihan akan tetap ada di tangan kita. Mau wisuda walaupun harus ngejar-ngejar dosen dulu atau hanya tetap duduk di rumah, pacaran, stalking timeline mantan dan bersiap ucapkan selamat tinggal kepada sesuatu yang sakral bernama WISUDA.